Langsung ke konten utama

Dalam Genggaman-Nya



Jangan pernah berpikir bahwa kita adalah orang yang tak pantas menyandang status pemenang,
Jangan pernah berpikir bahwa kita adalah orang yang tidak pantas bersaing bersama ribuan orang di luar sana.
KITA ADALAH PEMENANG
Tahukah kalian sobat bahwa kita adalah benih pemenang, yang telah mengalahkan berjuta-juta pesaing dalam kompetisi yang sangat ketat. Bayangkan saja dari 300 juta sel sperma, hanya satu yang bisa membuahi sel telur, betapa luar biasanya perjuangan itu, dan untuk lahir ke dunia ini, kita telah membuktikan bahwa kita adalah yang terbaik. Dengan begini masihkah kita meragukan diri kita yang pastinya selalu ada kuasa Allah atas itu semua.
Sobat...
semua orang pernah mengalami suatu kegagalan dalam hidup, suatu kekecewaan dan kesedihan, hingga kita lupa bahwa kegagalan, kekecewaan dan kesedihan itu adalah cara Allah untuk menjadikan kita lebih baik lagi. Ya... kita tidak akan pernah tau apa yang Allah selipkan dalam masalah hidup kita, tidak akan. karena terkadang hadiah itu tak harus terbungkus rapi. Kitalah yang harus merapikannya. Mungkin selama ini kita hanya memikirkan bagaimana segala keinginan kita cepat tercapai, hingga lagi-lagi lupa bahwa keputusan itu ada i tangan-Nya. Kita boleh berencana tapi tetap saja Allah lah sebaik-baik penentu segalanya. Bukankah hidup ini adalah bagaimana kita bisa bertemu dengan Allah? Maka tak heran jika niat yang tidak kita murnikan karena Allah tak akan menemui jalan-Nya.
Pantaskah kita mengeluh untuk segala nikmat yang telah diberikan tanpa harus membayar?
Masihkah kita protes atas jalan yang telah ditetapkan-Nya?
Sedang kita selalu lalai dari-Nya
Masih sanggupkah kita untuk mengeluh wahai jiwa?
Bersyukurlah...
ALLAH tau yang TERBAIK !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Allah Mencintai Kita

  Entah waktu yang begitu cepat memisahkan kebersamaan kita, atau kitanya yang terlalu kuat menambatkan cinta. Sehingga ketika waktunya selesai, kitapun masih mencari alasan untuk menetap. Tapi yang jelas karena Allah lah yang merekatkan hati-hati kita, dan kita tak ingin pisah dari kebersamaan yang sudah dibangun bertahun-tahun. Mungkin seberat ini ya melepaskan itu...tapi biar bagaimanapun tugas kita akan berpindah dari satu pundak ke pundak yang lain. Regenerasi itu yang kelak akan meneruskan.. Penuh cinta dan kedamaian ketika Allah panggil kita satu persatu ke tempat yang lain, bergilir..sehingga linangan air mata itu perlahan-lahan jatuhnya... kita mencintai jalan ini... Dalam satu momen diskusi santai kita, pernah berucap "gimana ya kalau nanti kita ga di sini lagi, apakah kita sudah benar-benar menyiapkan regenerasi yang akan melanjutkan estafet dakwah ini?" Kekhawatiran itu menghampiri kita yang tengah menghitung hari beranjak pergi.. Ya Allah entah hati apa yang Engk

Nikmati Proses

Proses itu indah jika dijalani dengan hati yang ikhlas. Sebab ikhlas itu sendiri adalah keadaan dimana kau menyedikitkan untuk mengeluh atau bahkan tak ada kata-lata keluhan yang keluar dari lisan mu. Semua orang tau, semua orang merasakan bahwa lelah itu adalah bumbu dalam perjalanan hidup ini. Kita hanya perlu membangun semangat itu lebih kokoh lagi, mendirikan pundak-pundak yang tegar dan menjalankan proses ini sebagaimana mestinya sesuai koridor-koridor yang telah Allah terangkan dalam firman-Nya. Jangan lari dari aturan-Nya, sebab itu adalah kunci kita meraih ridho-Nya. Saya suka kali dengan kata-kata ini “Jangan minta Allah kurangi bebanmu, tapi mintalah Allah kuatkan pundakmu”. Memang begitulah layaknya kita. Tetaplah teguh. Jika permainan hidup ini laksana api yang membakar, maka biarlah ia membakar fisikmu tapi bukan imanmu. Jika jalanan panjang yang dilalui bagaikan jurang, maka jangan hiraukan panggilan-panggilan yang menginginkan kau jatuh.tetaplah fokus pada

Lukisan di Jalanan

Kerasnya medan jalanan Meneteskan luka yang kian merambah Melilitkan kisah keterpurukan hidup Sedang kita tak pernah melirik Bila saja bisa ku hapuskan Semua aspek kehancuran Kan ku pastikan tak ada lagi Praktek ketidakjujuran Tak ada lagi tangan-tangan mungil Yang berserakan di jalanan Manalah mungkin bias ku tatap Semua jeritan hati yang pilu Terluka oleh tangan yang penuh dosa Sebab aku bukanlah seorang yang berkuasa  Tapi ku yakin Kita kan menari dalam irama kedamaian Dalam batas-batas ketulusan Jum'at, 7 Juni 2013 Note: Tulisan abal-abal gendre puisi yang pertama kali terbit dan dibukukan masa-masa SMA