Langsung ke konten utama

Cerita kita PPB #10 Kelompok 7 Mengenal itu hanya masalah waktu!


Dokumentasi Pribadi

Kita tidak pernah tahu bahwa kita akan dipertemukan di sini, di Desa Kulonprogo, Yogyakarta. Aku, kau dan kita semua adalah cerita yang tak habis meski ditulis berlembar-lembar. Mengenal itu memang sulit, tapi sesulit itu juga aku melupakan kalian yang pernah bersama menapakai jalan bersama dalam lingkaran persaudaraan yang tak dapat dijelaskan. Kita berbeda? itu pasti,karena hakikatnya kita diciptakan tak sama, tapi sungguh perbedaan itulah yang menyatukan kita. Mulai yang dari kanan namanya Rafl dia berasal dari ITS jurusan Teknik Perkapalan, lanjut di sebelahnya Isnaeni dari Universitas Sebelas Maret Jurusan PLB dan di sebelahnya Epa dari UPI pendidikan khusus. Lanjut lagi ya disebelahnya ada ihsan dari Universitas Syiah Kuala Jurusan pendidikan matematika dan disebelahnya masih sama dari Universitas syiah Kuala juga. Nah ada juga Uly dari UNNES dan disebelhnya Ramli dari Universitas Negeri Makasar. Kemudian ini ni yang paling terakhir yang paling depan, ternyata dia keahiran Sumatera Utara aseli, namanya Bintang dan kami semua dipertemukan dalam satu tim. Meskipun berasal dari daerah dan Universitas yang berbeda-beda, tapi kami cukup cepat akrabnya. Mereka memiliki jiwa-jiwa sosial yang tinggi...
next ya diceritai agi..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Allah Mencintai Kita

  Entah waktu yang begitu cepat memisahkan kebersamaan kita, atau kitanya yang terlalu kuat menambatkan cinta. Sehingga ketika waktunya selesai, kitapun masih mencari alasan untuk menetap. Tapi yang jelas karena Allah lah yang merekatkan hati-hati kita, dan kita tak ingin pisah dari kebersamaan yang sudah dibangun bertahun-tahun. Mungkin seberat ini ya melepaskan itu...tapi biar bagaimanapun tugas kita akan berpindah dari satu pundak ke pundak yang lain. Regenerasi itu yang kelak akan meneruskan.. Penuh cinta dan kedamaian ketika Allah panggil kita satu persatu ke tempat yang lain, bergilir..sehingga linangan air mata itu perlahan-lahan jatuhnya... kita mencintai jalan ini... Dalam satu momen diskusi santai kita, pernah berucap "gimana ya kalau nanti kita ga di sini lagi, apakah kita sudah benar-benar menyiapkan regenerasi yang akan melanjutkan estafet dakwah ini?" Kekhawatiran itu menghampiri kita yang tengah menghitung hari beranjak pergi.. Ya Allah entah hati apa yang Engk

Nikmati Proses

Proses itu indah jika dijalani dengan hati yang ikhlas. Sebab ikhlas itu sendiri adalah keadaan dimana kau menyedikitkan untuk mengeluh atau bahkan tak ada kata-lata keluhan yang keluar dari lisan mu. Semua orang tau, semua orang merasakan bahwa lelah itu adalah bumbu dalam perjalanan hidup ini. Kita hanya perlu membangun semangat itu lebih kokoh lagi, mendirikan pundak-pundak yang tegar dan menjalankan proses ini sebagaimana mestinya sesuai koridor-koridor yang telah Allah terangkan dalam firman-Nya. Jangan lari dari aturan-Nya, sebab itu adalah kunci kita meraih ridho-Nya. Saya suka kali dengan kata-kata ini “Jangan minta Allah kurangi bebanmu, tapi mintalah Allah kuatkan pundakmu”. Memang begitulah layaknya kita. Tetaplah teguh. Jika permainan hidup ini laksana api yang membakar, maka biarlah ia membakar fisikmu tapi bukan imanmu. Jika jalanan panjang yang dilalui bagaikan jurang, maka jangan hiraukan panggilan-panggilan yang menginginkan kau jatuh.tetaplah fokus pada

Lukisan di Jalanan

Kerasnya medan jalanan Meneteskan luka yang kian merambah Melilitkan kisah keterpurukan hidup Sedang kita tak pernah melirik Bila saja bisa ku hapuskan Semua aspek kehancuran Kan ku pastikan tak ada lagi Praktek ketidakjujuran Tak ada lagi tangan-tangan mungil Yang berserakan di jalanan Manalah mungkin bias ku tatap Semua jeritan hati yang pilu Terluka oleh tangan yang penuh dosa Sebab aku bukanlah seorang yang berkuasa  Tapi ku yakin Kita kan menari dalam irama kedamaian Dalam batas-batas ketulusan Jum'at, 7 Juni 2013 Note: Tulisan abal-abal gendre puisi yang pertama kali terbit dan dibukukan masa-masa SMA