Langsung ke konten utama

Yuk Jadi Muslim Tangguh


Menjadi seorang hamba sudah selayaknya menjadikan kita untuk terus berbenah, membenahi Ruhiyah kita yang masih berantakan, mengurusi akhlak kita yang sering salah, intinya memperbaiki ibadah-ibadah kita agar Allah Subhanahu wata’ala ridho atas setiap aktivitas-aktivitas yang kita lakukan. Seseorang dikatakan tangguh bukan karena dia memiliki kekuasaan, bukan karena dia seorang profesor atau dia seorang yang terkenal. Hakikat tangguh tidaklah begitu, melainkan dia yang memiliki karakter-karakter muslim yang tangguh. Apa sajakah karakter muslim yang tangguh itu? Yuk kita lihat!

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang lurus) Secara bahasa Aqidah adalah mengingatkan hati pada sesuatu dan melekat padanya,
dimana pokok-pokok aqidah adalah iman kepada Allah, para malaikat-malaikat-Nya,

kepada kitab-kitab-Nya, para rasul-rasul-Nya, hari akhir serta kepada takdir bai dan buruk.
Iman adalah kepercayaan yang mantap yang tiada keraguan padanya.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Al-Barrabin Azib ra, dari nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam

“ Syahadat adalah al-qaul ats-tsabit (ucapan yg teguh)” dimana Allah suhanahu Wata’ala berfirman dalam Q.S Ibrahim ayat 27


“Allah menegukan (iman) orang-orang yang biman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan di dunia da di ahirat)” 

2. Sahihul Ibadah (Ibadah yang benar)
Ibadah yang sah adalah ibadah yang memenuhi syarat dan rukunnya dan ibadah hanyalah tertuju kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia  melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Q.S Adz-Dzariyat:56)”.
Allah Subhanahu Wata’ala menciptakan kita sebagai seorang khalifah dan tugas kita adalah untuk beribadah kepada-Nya. Maka jadikanlah setiap aktivitas-aktivitaS kita adalah ketaatan kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
3. Matinul Khuluq (Akhlak yang kokoh)

Akhlak merupakan cerminan dari seseorang, cerminan kepribadian manusia, maka sebaik-baik akhlak adalah akhlaknya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dan Rasulullah adalah sebaik-baik teladan bagi kita seperti dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21

“ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
4. Qawiyyul Jismi (Jasmani yang kuat)

Seorang muslim yang tangguh haruslah mremiliki jasmani yang kuat yang harus dilatih, dijaga dan dikendalikan dengan baik. Bukan hanya jasmani saja tetapi Ruhani kita juga harus terisi dengan baik. Bagaimana cara menjaganya agar keduanya seimbang? Maka pelajarilah bagaimana keseharian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, salah satunya meningkatkan ibadah-ibadah kita, menjalankan sholat malam, memperbanyak dzikir, menyedikitkan tidur. Dalam sebuah Riwayat dari ‘Atha’ bin Rabah berkata “Saya pernah menyaksikan Jabir Abdillah dan Jabir bin Umair ra sedang bertanding memanah. Kemudian salah satu dari mereka kecapaian dan duduk. Kemudian salah satunya berkata “Kamu sungguh bermalas-malasan”, Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda bahwa segala pekerjaan yang tidak mengingat Allah hanyalah senda gurau dan main-main belaka, kecuali 4 jenis pekerjaan yang salah satunya adalah orang yang membidik target panahnya. Berdasarkan hal tersebut maka semakin memperjelas bahwa memanah merupakan salah satu latihan fisik dan memiliki keutamaan.

5. Mutsaqqaful Fikr (Wawasan yang luas)
Manusia itu mulia karena kemanusiannya dan yang membedakan manusia adalah ilmunya, maka senantiasalah meminta perlindungan pada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat, sebagaimana di dalam Alqur’an Q.S. Al-Jumu’ah ayat 5 bahwa Allah mencela suatu kaum yang mengaku diriny seorang alim karena memiliki ilmu tetapi tidak mau mengamalkannya.
6. Qadirun Alal Kabi (Mandiri dalam Penghasilan)
Manusia itu memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya,maka seorang muslim yang tangguh adalah dia yang terus berusaha memotivasi dirinya  dalam bekerja.
“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah (Q.S. Al-Jumu’ah ayat 10)”.
Karena Allah menitipkan potensi pada setiap hamba-Nya yang harus dikembangkan, karena jika potensi-potensi yang ada di dalam diri tidak dikembangkan maka ia akan semakin terlupakan.
7. Munazzamun Fi Syu’unihi (Teratur Urusannya) dan 8. Harishun ala Waqtihi (Pandai menjaga waktu)
Setiap dari kita harus memliki target dalam hidup, mengalokasikan waktu-waktu yang kita miliki kepada hal-hal yang bermanfaat, sehingga urusan- urusan kita teratur. Seorang muslim bisa melakukannya dengan mengatur agenda-agenda apa saja yang akan dilakukannya selama sehari, sebulan bahkan setahun ke depan, sehingga kita tidak akan menyakiti satu agenda demi agenda lain. Hal yang perlu digaris bawahi adalah kita harus bisa memastikan setiap urusan-urusan, kita prioritaskan hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
9. Nafiun Lighairihi (Bermanfaat bagi orang lain)
Orang yang bermanfaat artinya adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat. Seorang hamba tidak akan menjadi nafiun lighairihi kecuali jika mendalam keimanannya, ikhlas kepada Rabb nya, mencintai akhiratnya dan bersifat zuhud. Berbicara tentang bermanfaat, maka ia tidak akan terlepas dari amal sholih, karena berbuat kebaikan kepada manusia berarti berbuat kebaikan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Maka teruslah untuk berbuat kebaikan dan menebar kebermanfaatan kepada sesama walaupun dalam hal-hal kecil.
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya (Q.S. Al-Zalzalah:7-8)”.
10. Mujahidun Linafsihi (Terjaga hawa nafsunya)
Mengendalikan hawa nafsu termasuk amal sholeh terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Dalam Q.S. Al-Ankabut Allah berfirman:
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan kami telah beriman dan mereka tidak diuji?..

Jadi perihal menjaga hawa nafsu ini adalah perihal besar yang harus kita perjuangkan, mengendalikannya dengan keras sampai jiwa itu menyerahkan kendalinya kepadamu, tidak lagi dirimu yang dikendalikan oleh nafsu itu. Engkau mesti menundukan pandanganmu, engkaupun harus mengatur emosimu dan melawan sergapan syahwat dalam dirimu. Sehingga syahwat itu senantiasa menuju yang halal dan thayyib. Karena baik dan buruknya seluruh perbuatan manusia tidak akan luput dari balasan Allah Subhanahu Wata’ala.

Yuk sama-sama berusaha jadi muslim tangguh!!!


Sumber : Buku Syarah 10 Muwashafat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Allah Mencintai Kita

  Entah waktu yang begitu cepat memisahkan kebersamaan kita, atau kitanya yang terlalu kuat menambatkan cinta. Sehingga ketika waktunya selesai, kitapun masih mencari alasan untuk menetap. Tapi yang jelas karena Allah lah yang merekatkan hati-hati kita, dan kita tak ingin pisah dari kebersamaan yang sudah dibangun bertahun-tahun. Mungkin seberat ini ya melepaskan itu...tapi biar bagaimanapun tugas kita akan berpindah dari satu pundak ke pundak yang lain. Regenerasi itu yang kelak akan meneruskan.. Penuh cinta dan kedamaian ketika Allah panggil kita satu persatu ke tempat yang lain, bergilir..sehingga linangan air mata itu perlahan-lahan jatuhnya... kita mencintai jalan ini... Dalam satu momen diskusi santai kita, pernah berucap "gimana ya kalau nanti kita ga di sini lagi, apakah kita sudah benar-benar menyiapkan regenerasi yang akan melanjutkan estafet dakwah ini?" Kekhawatiran itu menghampiri kita yang tengah menghitung hari beranjak pergi.. Ya Allah entah hati apa yang Engk

Nikmati Proses

Proses itu indah jika dijalani dengan hati yang ikhlas. Sebab ikhlas itu sendiri adalah keadaan dimana kau menyedikitkan untuk mengeluh atau bahkan tak ada kata-lata keluhan yang keluar dari lisan mu. Semua orang tau, semua orang merasakan bahwa lelah itu adalah bumbu dalam perjalanan hidup ini. Kita hanya perlu membangun semangat itu lebih kokoh lagi, mendirikan pundak-pundak yang tegar dan menjalankan proses ini sebagaimana mestinya sesuai koridor-koridor yang telah Allah terangkan dalam firman-Nya. Jangan lari dari aturan-Nya, sebab itu adalah kunci kita meraih ridho-Nya. Saya suka kali dengan kata-kata ini “Jangan minta Allah kurangi bebanmu, tapi mintalah Allah kuatkan pundakmu”. Memang begitulah layaknya kita. Tetaplah teguh. Jika permainan hidup ini laksana api yang membakar, maka biarlah ia membakar fisikmu tapi bukan imanmu. Jika jalanan panjang yang dilalui bagaikan jurang, maka jangan hiraukan panggilan-panggilan yang menginginkan kau jatuh.tetaplah fokus pada

Lukisan di Jalanan

Kerasnya medan jalanan Meneteskan luka yang kian merambah Melilitkan kisah keterpurukan hidup Sedang kita tak pernah melirik Bila saja bisa ku hapuskan Semua aspek kehancuran Kan ku pastikan tak ada lagi Praktek ketidakjujuran Tak ada lagi tangan-tangan mungil Yang berserakan di jalanan Manalah mungkin bias ku tatap Semua jeritan hati yang pilu Terluka oleh tangan yang penuh dosa Sebab aku bukanlah seorang yang berkuasa  Tapi ku yakin Kita kan menari dalam irama kedamaian Dalam batas-batas ketulusan Jum'at, 7 Juni 2013 Note: Tulisan abal-abal gendre puisi yang pertama kali terbit dan dibukukan masa-masa SMA