Bagaimana menjelaskan hidup dengan orang-orang yang merasa tak pernah memiliki hidup? Saudara ku, seutuhnya hidup ini milik Allah. Di tempat ini, di dunia ini, ada wajah-wajah yang tak bisa dibaca hanya dengan sekali melihat, ada jejak-jejak yang tak berbekas, dan banyak sekali permainan hidup yang bernamakan dusta. Tapi perhatikanlah, bacalah, bahwa mata itu sinar yang tak bisa berelak.Disadari atau tidak kitalah peran di dalam film kehidupan kita. Maka apapun yang menjadikan hidup ini sulit,tak berarti,datar,kosong ,hampa,atau apapun itu.Kuncinya hanya Satu "ALLAH". Semakin kita mendekati-Nya, semua akan terasa nikmat, ada problema hidup,silahkan curhatkan sama Allah,temui Allah setiap saat,jangan berasa ga butuh Allah, semakin jauh,semakin jauh hingga ga tentu arah, maka semua akan terasa hambar. Nikmatilah proses hidup yang kita jalani.
Entah waktu yang begitu cepat memisahkan kebersamaan kita, atau kitanya yang terlalu kuat menambatkan cinta. Sehingga ketika waktunya selesai, kitapun masih mencari alasan untuk menetap. Tapi yang jelas karena Allah lah yang merekatkan hati-hati kita, dan kita tak ingin pisah dari kebersamaan yang sudah dibangun bertahun-tahun. Mungkin seberat ini ya melepaskan itu...tapi biar bagaimanapun tugas kita akan berpindah dari satu pundak ke pundak yang lain. Regenerasi itu yang kelak akan meneruskan.. Penuh cinta dan kedamaian ketika Allah panggil kita satu persatu ke tempat yang lain, bergilir..sehingga linangan air mata itu perlahan-lahan jatuhnya... kita mencintai jalan ini... Dalam satu momen diskusi santai kita, pernah berucap "gimana ya kalau nanti kita ga di sini lagi, apakah kita sudah benar-benar menyiapkan regenerasi yang akan melanjutkan estafet dakwah ini?" Kekhawatiran itu menghampiri kita yang tengah menghitung hari beranjak pergi.. Ya Allah entah hati apa yang Engk
Komentar
Posting Komentar