Sejak waktu tidak beranjak pergi,
di sanalah sanubari berdetak,
menikmati pelukkan Tuhan,
pelukkan suci dalam kanvas putih-Nya
yang mengisi sudut hariku,
jika ku boleh mengulang,
wahai pencipta alam,
ingin ku rengkuh kanvas putih-Mu,
dalam setiap tetes embun jiwa ku,
tapi dusta ini masih sering bertahta di hatiku,
tak mungkin kanvas putih-Mu menemani ku,
wahai pencipta hati ku,
cermin mana yang harus ku abadikan?
agar kanvas putih-Mu menemani ku,
Tuhan,
semua tersembunyi dalam takdir-Mu,
tertulis jelas dalam ayat-Mu,
sedang aku lemah untuk menangkap itu.
29 April 2014
di sanalah sanubari berdetak,
menikmati pelukkan Tuhan,
pelukkan suci dalam kanvas putih-Nya
yang mengisi sudut hariku,
jika ku boleh mengulang,
wahai pencipta alam,
ingin ku rengkuh kanvas putih-Mu,
dalam setiap tetes embun jiwa ku,
tapi dusta ini masih sering bertahta di hatiku,
tak mungkin kanvas putih-Mu menemani ku,
wahai pencipta hati ku,
cermin mana yang harus ku abadikan?
agar kanvas putih-Mu menemani ku,
Tuhan,
semua tersembunyi dalam takdir-Mu,
tertulis jelas dalam ayat-Mu,
sedang aku lemah untuk menangkap itu.
29 April 2014
Komentar
Posting Komentar