Apa mungkin Aku bisa kembali seperti Aku masih kecil
dulu?
Anak kecil itu sungguh ceria,tertawa sesuka
hatinya,tanpa merasa beban dalam hidupnya.Aku yang hanya duduk diam di bawah
sbuah pohon yang rindang,menatap langit yang begitu setia menemani hari-hari
ku.Sunyi,sepi saat ini,dengan penuh kesedihan.Aku tidak tau kenapa aku begitu
sedih ketika harus gagal,ketika Aku disepelekazn,ketika Aku diabaikan,dan ketika
Aku harus enyah dari hadapan Dia yang Aku percayai mengkhianati ku.Memang sulit
mengubah posisi yang terlanjur salah.Tidak mudah bagi ku tertawa lepas seperti
sediakala ketika Aku masih kecil dulu.Bukan maksud ku untuk menyalah kan
waktu.Tetapi itulah yang menjadi fokus ku saat ini.Anak kecil begitu jujur
menjalani hidupnya.Saat ia terjaatuh dan merasakan sakit,maka ia akan jujur
mengatakan kepada semua orang.Sedangkan Aku,apa mungkin Aku mengatakan pada
mereka yang menjatuhkan ku?.Anak kecil tidak akan menyerah sebelum apa yang
diinginkannya terapai.Sedangkan Aku sangat rapuh dan mudah menyerah.Anak kecil
mampu membuat orang-orang disekitarnya tersenyum dan bahkan tertawa
lebar,ketika segala keunikan yang ada pada dirinya dipertunjukannya.Bahkan sangat
mudah baginya menghapus rasa sakit yang dirasakannya ketika terjatuh.Aku yang
hanya bisa membaca kesedihan dan melewatkan kebahagiaan yang sebenarnya Akulah
kebahagiaan itu sendiri.
HIDUP,
ku tulis kata itu dalam buku catatan ku,ketika Aku
masih duduk di bawah pohon yang rindang itu,sambil menatap langit yang
masih cerah dan setia menemani kesendiriaan ku kala itu."HIDUP" kata
yang sederhana namun sulit untuk dimengerti dan selalu berubah-ubah artinya.
Sebenarnya hidup itu apa?
ketika ku tanyakan pada seorang kakek yang
tiba-tiba menghampiri ku dan duduk di samping ku.Dengan nada yang santai kakek
itu menjawabnya "Kata orang hidup itu sederhana,mudah,happy,dan kita
harus menikmatinya.Memang ada benarnya juga dan kakek tidak menyalahkan
pandangan mereka tentang hidup.Tetapi begitu simpelkah hidup itu?
Tidak...
Bagi kakek hidup itu adalah
bagaimana cara mengenal diri sendiri,mengenal Tuhan,dan mengenal lingkungan
sekitar.Bukan hanya memfokuskan diri pada dunia saja dan melupakan Sang Khaliq
yang telah menciptakanmu.Bahkan keduanya haruslah seimbang agar kita tetap bisa
bertahan dalam cahaya dunia ini.Karena kita tidak akan tau kapan cahaya itu
akan redup dan kemudian hilang bersama dirimu".Mata ku
masih tetap menatap langit,ketika kakek menjelaskan itu pada ku.
Aku benar-benar tidak mengerti apa yang Kau katakan?
Sambung ku dengan suara datar.Seketika suasana menjadi sangat hening.Bahkan
burung-burung di pohon itupun tidak membunyikan suranya lagi.
hmm,kakek itu mulai merespon apa yang aku katakan,
"Mengerti dan tidak mengerti
bukanlah hal yang harus diperhatikan,Kau masih sangat muda untuk mengerti hidup
dan Kau masih sangat rapuh untuk menjadi kuat.Maka izinkanlah Aku membantu mu
berdiri untuk lagi.Karena kesedihan,bersedih bukanlah jalan yang harus kau pilih.Tetapi
bangkitlah yang harus kau lakukan".
Mendengar penjelasannya yang kedua kalinya,membuat Aku
memalingkan wajaah ku ke hadapannya.Tetapi sayang,kakek itu telah pergi
meninggakkan ku sendiri lagi.Aku telah keliru mengabaikan orang yang menemani
ku.
Terasa perih rasanya mata ku terlalu lama
menatap langit yang telah menemaniku.Sepertinyapun langit mulai menutup
wajahnya dari pandangan ku dan Aku berusaha untuk menarik jiwaku yang terlalu
lama berada dalaqm alam kesedihan.Akhirnya ku tinggalkan pohon yang telah
memberi ku tempat menyaksikan langit menutup wajahnya.
Komentar
Posting Komentar