Sebagai manusia kadang kita sering salah meletakkan cinta, kita sering lalai untuk siapa sebenarnya dan selayaknya cinta itu ditujukan. “Cinta” itu adalah suatu anugerah yang Allah titipkan pada setiap hati manusia, cinta itu adalah suatu ketulusan, cinta itu adalah suatu pengorbanan,dan cinta yang benar-benar cinta itu tak akan pernah terdefinisi oleh kata-kata. Maka cinta yang sesuai syari’at, itulah iman dan cinta yang tidak sesuai syari’at, itulah hawa nafsu. Siapa sebenarnya yang begitu layak untuk kita cintai? Tidak lain dan tidak bukan adalah Allah SWT. Hanya kepada Allah lah cinta itu selayaknya kita letakkan. Karena sesungguhnya jika kita mencintai Allah, maka cabang-cabang cinta yang lain akan menyertai, namun sebaliknya jika kita lebih mencintai makhluk-Nya, maka sungguh cinta itu tidak akan bertahan lama, karena cinta itu tidak didasari atas cinta kepada-Nya. Ketika kita mencintai Allah, maka kita akan mencintai Rasulullah SAW, maka kita akan mencintai orang-orang mukmin,maka kita akan mencintai orang-orang muslim, dan ketika kita mencintai Allah maka kita akan mencintai sesama manusia, itulah tingkatan cinta yang akan bermekaran.
Ada suatu kisah, ketika Husen bertanya kepada Ali bin Abi thalib, “Wahai ayah, apakah engkau mencintai Allah?” “iya” jawab ali, “Apakah engkau mencintai kakek dari ibu?” “iya”, jawab Ali, “Apakah engkau juga mencintai ku”, “iya”, jawab Ali, “Lantas bagaimana engkau membagi cinta-cinta itu kepada semuanya?”, “sungguh cinta ku kepda Allah lah yang membuat aku mencintai kalian semua ”, jawab Ali.
Komentar
Posting Komentar