Langsung ke konten utama

Mahabbah Illalloh ( Cinta Kepada Allah)



Sebagai manusia kadang kita sering salah meletakkan cinta, kita sering lalai untuk siapa sebenarnya dan selayaknya cinta itu ditujukan. “Cinta” itu adalah suatu anugerah yang Allah titipkan pada setiap hati manusia, cinta itu adalah suatu ketulusan, cinta itu adalah suatu pengorbanan,dan cinta yang benar-benar cinta itu tak akan pernah terdefinisi oleh kata-kata. Maka cinta yang sesuai syari’at, itulah iman dan cinta yang tidak sesuai syari’at, itulah hawa nafsu. Siapa sebenarnya yang begitu layak untuk kita cintai? Tidak lain dan tidak bukan adalah Allah SWT. Hanya kepada Allah lah cinta itu selayaknya kita letakkan. Karena sesungguhnya jika kita mencintai Allah, maka cabang-cabang cinta yang lain akan menyertai,  namun sebaliknya jika kita lebih mencintai makhluk-Nya, maka sungguh cinta itu tidak akan bertahan lama, karena cinta itu tidak didasari atas cinta kepada-Nya. Ketika kita mencintai Allah, maka kita akan mencintai Rasulullah SAW, maka kita akan mencintai orang-orang mukmin,maka kita akan mencintai orang-orang muslim, dan ketika kita mencintai Allah maka kita akan mencintai sesama manusia, itulah tingkatan cinta yang akan bermekaran.
Ada suatu kisah, ketika Husen bertanya kepada Ali bin Abi thalib, “Wahai ayah, apakah engkau mencintai Allah?” “iya” jawab ali, “Apakah engkau mencintai kakek dari ibu?” “iya”, jawab Ali, “Apakah engkau juga mencintai ku”, “iya”, jawab Ali, “Lantas bagaimana engkau membagi cinta-cinta itu kepada semuanya?”, “sungguh cinta ku kepda Allah lah yang membuat aku mencintai kalian semua ”, jawab Ali.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Allah Mencintai Kita

  Entah waktu yang begitu cepat memisahkan kebersamaan kita, atau kitanya yang terlalu kuat menambatkan cinta. Sehingga ketika waktunya selesai, kitapun masih mencari alasan untuk menetap. Tapi yang jelas karena Allah lah yang merekatkan hati-hati kita, dan kita tak ingin pisah dari kebersamaan yang sudah dibangun bertahun-tahun. Mungkin seberat ini ya melepaskan itu...tapi biar bagaimanapun tugas kita akan berpindah dari satu pundak ke pundak yang lain. Regenerasi itu yang kelak akan meneruskan.. Penuh cinta dan kedamaian ketika Allah panggil kita satu persatu ke tempat yang lain, bergilir..sehingga linangan air mata itu perlahan-lahan jatuhnya... kita mencintai jalan ini... Dalam satu momen diskusi santai kita, pernah berucap "gimana ya kalau nanti kita ga di sini lagi, apakah kita sudah benar-benar menyiapkan regenerasi yang akan melanjutkan estafet dakwah ini?" Kekhawatiran itu menghampiri kita yang tengah menghitung hari beranjak pergi.. Ya Allah entah hati apa yang Engk

Nikmati Proses

Proses itu indah jika dijalani dengan hati yang ikhlas. Sebab ikhlas itu sendiri adalah keadaan dimana kau menyedikitkan untuk mengeluh atau bahkan tak ada kata-lata keluhan yang keluar dari lisan mu. Semua orang tau, semua orang merasakan bahwa lelah itu adalah bumbu dalam perjalanan hidup ini. Kita hanya perlu membangun semangat itu lebih kokoh lagi, mendirikan pundak-pundak yang tegar dan menjalankan proses ini sebagaimana mestinya sesuai koridor-koridor yang telah Allah terangkan dalam firman-Nya. Jangan lari dari aturan-Nya, sebab itu adalah kunci kita meraih ridho-Nya. Saya suka kali dengan kata-kata ini “Jangan minta Allah kurangi bebanmu, tapi mintalah Allah kuatkan pundakmu”. Memang begitulah layaknya kita. Tetaplah teguh. Jika permainan hidup ini laksana api yang membakar, maka biarlah ia membakar fisikmu tapi bukan imanmu. Jika jalanan panjang yang dilalui bagaikan jurang, maka jangan hiraukan panggilan-panggilan yang menginginkan kau jatuh.tetaplah fokus pada

Lukisan di Jalanan

Kerasnya medan jalanan Meneteskan luka yang kian merambah Melilitkan kisah keterpurukan hidup Sedang kita tak pernah melirik Bila saja bisa ku hapuskan Semua aspek kehancuran Kan ku pastikan tak ada lagi Praktek ketidakjujuran Tak ada lagi tangan-tangan mungil Yang berserakan di jalanan Manalah mungkin bias ku tatap Semua jeritan hati yang pilu Terluka oleh tangan yang penuh dosa Sebab aku bukanlah seorang yang berkuasa  Tapi ku yakin Kita kan menari dalam irama kedamaian Dalam batas-batas ketulusan Jum'at, 7 Juni 2013 Note: Tulisan abal-abal gendre puisi yang pertama kali terbit dan dibukukan masa-masa SMA